A.    Pendahuluan

Pada bagian ini pemakalah akan uraikan batasan perkembangan manusia yang meliputi dimensi rohaniah dan jasmaniah. Seusai menguraikan definisi perkembangan pemakalah akan ungkapkan pula fase perkembangan, perkembangan Psiko-fisik. Dan pemakalah akan ungkapkan pula faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan. Faktor-Faktor ini mungkin berdampak posotif dan mungkin juga berdampak negatif baik bagi perkembangan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Perkembangan dan Pertumbuhan itu?
2.      Fase Perkembangan
3.      Perkembangan Psiko-Fisik Siswa.
4.      Faktor yang mempengaruhi Perkembangan.


C.    Pembahasan
·         Definisi perkembangan
Secara singkat, perkembangan ( development ) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan (a stage of development) (McLeod,1989).[1]
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan satu keadaan atau proses yang berlaku secara berterusan dari permulaan kelahiran sehinggalah peringkat dewasa.Menurut pakar psikologi perkembangan manusia adalah berlaku dari perubahan jasmani, kognitif, emosi , sosial dan rohani . Manakala konsep perkembangan pada asalnya adalah merangkumi perubahan tingkahlaku mental. Menurut Crow (1983) , perkembangan terhasil daripada pertumbuhan dari segala aspeks manusia. Karl Garrison pula berpendapat bahawan perkembangan manusia adalah hasil daripada tindakan manusia yang saling berkait.
·         Fase Perkembangan
Adalah hal yang pasti bahwa setiap fase perkembangan kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiring dengan kegiatan belajar.Adapun mengenai fase-fase perkembangan yang mengiringi fase-fase tersebut, seperti yang telah dikemukaakan oleh Robert Havigurst (1972) berikut ini.
a.       Fase bayi atau kanak-kanak
Secara kronologis (menurut urutan waktu), masa bayi (infancy atau babyhood )berlangsung sejak seorang individu manusia dilahirkan dari rahim ibunya sampai berusia sekitar setahun.Sedangkan masa kanak-kanak (early childhood) adalah masa perkembangan berikutnya, yakni dari usia setahun hingga usia antara lima atau enam tahun. Perkembangan biologis pada masa-masa ini berjalan pesat, tetapi secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingungan keluarga. Oleh karena itu, fungsionalisasi lingkungan keluarga pada fase ini penting sekali untuk mempersiapkan anak terjun ke dalam lingkungan yang lebih luas terutama lingungan sekolah.
b.      Fase anak
Masa anak-anak (late childhood) berlangsung antara usia 6 sampai 12 tahun dengan ciri-ciri utama sebagai berikut :
                                                                                                       I.            Memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebaya (peer group).
                                                                                                    II.            Keadaan fisik yang memungkinkan / mendorong anak memasuki dunia permainan dan pekerjaan yang membutuhkan ketrampilan jasmani.
                                                                                                 III.            Memiliki dorongan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, simbol, dan komunikasi yang luas.
c.       Fase Remaja
Proses Perkembangan pada masa remaja lazimnya berlangsung selama kurang lebih 11 tahun, mulai usia 12-21 pada wanita dan 13-22 tahun pada pria. Masa perkembangan remaja yang panjang ini dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran dan persoalan , bukan saja bagi si remaja sendiri melajinkan juga bagi orang tua, guru, dan masyarakat sekitar. Bahkan tak jarang para penegak hukum pun turut direpotkan oleh ulah dan tindak-tanduknya yang dipandang menyimpang.
d.      Fase Dewasa
Masa dewasa awal (early adulthood) fase perkembangan saat seorang remaja mulai memasuki masa dewasa, yakni usia 21-40 tahun. Sebelum memasuki masa ini seorang remaja terlebih dahulu berada pada tahap ambang dewasa (late adolescence) atau masa remaja akhir yang lazimnya berlangsung 21 atau 22 tahun.
e.       Fase Setengah Baya
Masa setengah baya (midlle age) adalah masa yang berlangsung antara usia 40 – 60 tahun. Konon, dikalangan tertentu, pria dan wanita yang sudah menginjak usia 40 tahun keatas sering dijuluki sebagai orang yang sedang mengalami masa pubertas kedua. Julukan ini timbul karena mereka senang lagi bersolek, suka bersikap dan berbuat emosional / mudah marah, dan bahkan jatuh cinta lagi.
Dikalangan wanita biasanya tampak gejala depresi (murung), cepat tersinggung, cemas dan khawatir kehilangan kasih sayang anak-anak yang sudah mulai dewasa. Selain itu wanita setengah baya juga acap sekali merasa akan kehilangan suami karena menopause (berhenti menstruasi) yang umumnya diiringi dengan timbulnya tanda-tanda atau garis-garis ketuaan dibagian tertentu pada tubuhnya.
f.       Fase Usia Tua
Masa Tua (Old age)  adalah fase terkhir kehidupan manusia. Masa ini berlangsung antara usia 60 tahun sampai berhembusnya napas terakhir (akhir hayat). Mereka yang sudah menginjak umur 60 tahun ketasa yang dalam istilah psikologi disebut “senescene” (masa tua) biasanya ditandai oleh perubahan-perubahan kemampuan motorik yang semakin merosot.




·         Perkembangan Psiko-Fisik Siswa.[2]
Proses-proses perkembangan tersebut meliputi :
1)      Perkembangan Motor (Fisik) Siswa.
Proses perkembangan fisik anak berlangsung kurang lebih selama dua dekade (Dua dasawarsa) sejak ia lahir. Perkembangan terjadi pada masa anak menginjak usia remaja antara 12 atau 13 tahun hingga 21 atau 22 tahun. Pada saat perkembangan berlangsung, beberapa bagian jasmani.

2)      Perkembangan Kognitif Siswa[3]
Terdapat juga teori-teori perkembangan lain seperti Teori Perkembangan Kognitif –Jasmani , daripada Jean Piaget (1896-1980).Beliau berpendapat bahawa perkembangan kogniif kanak-kanak adalah berbeda dan berubah melalui empat peringkat mengikut perubahan umur mereka. Beliau membahagikan empat peringkat ini sebagai peringkat deria motor, pra operasi, operasi konkrit dan operasi formal.
Deria motor ialah keadaan di mana kanak-kanak mula menggunakan deria motornya untuk memahami dan berinteraksi dengan persekitarannya.
Manakala peringkat pra operasi pula suatu keadaan kanak-kanak boleh menggunakan bahasa serta simbol unuk menggambarkan sesuau konsep. Selain itu , peringkat operasi konkrit pula, beliau mendapati bahawa egosentrik kanak-kanak mula luput secara beransur ansur dari umur 7 tahun hingga 12 tahun . Peringkat operasi formal (selepas 12 tahun) dan perkembangan kognitif biasanya mencapai kemuncak di penghujung umur 16 tahun.
Namun demikian, sededar untuk tujuan-tujan praktis memang kecakapan-kecakapan kognitif yang dimiliki seorang siswa sekurang-kurangnya dapat menjadi petunjuk bahwa siswa tersebut sedang berada pada tahap perkembangan tertentu, seperti tahap Konkret-operasional atau tahap formal operasinal. Hal lain yang juga patut pemakalah kemukakan ialah bahwa teori perkembangan kognitif hasil temuan riset sang jenius Piaget itu, betapapun luagas dan Ilmiahnya, tetap tidak bebas Kritik
3)      Perkembangan Sosial dan Moral
Pendidikan, ditinjau dari sudut psikososial (Kejiwaan kemasyarakatan), adalah upaya penumbuhkembangan sumber daya manusia melalui proses hubungan interpersonal (Hubungan antarpribadi) yang berlangsung dalam lingkungan masyarakat yang terorganisasi, dalam hal ini masyarakat pendidikan dan keluarga.
Positif atau negatifnya persepsi siswa terhadap guru dan teman-temannya itu sangat mempengaruhi kualitas hubungan sosial para siswa dengan lingungan sosial kelasnya dan bahkan mungkin dengan lingkungan sekolahnya.
Menurut Kohlberg perkembangan sosial dan moral manusia itu terjadi dalam tiga tingkatan besar.
                I.            Tingkat moralitas prakonvensional, yaitu ketika manusia berada dalam fase perkembangan prayuwana (usia 4-10 tahun) yang belum menganggap moral sebagai kesepakatan tradisi sosial.
             II.            Tingkat moralitas Konvensional, yaitu ketika manusia menjelang dan mulai memasuki fase perkembangan yuwana (usia 10-13 tahun) yang sudah menganggap moral sebagai kesepakatan tradisi sosial.
          III.            Tingakat Moralitas Pascakonvesional, yaitu ketika manusia telah memasuki fase perkembangan yuwana dan pascayuwana (Usia 13 tahun keatas) yang memandang moral lebih dari sekedar kesepakatan tradisi sosial.

·         Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Adapun mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa, para ahli berbeda pendapat lantaran sudut pandang dan pendekatan mereka terhadap ekstensi siwa tidak sama. Untuk lebih jelasnya, berikut ini pemakalah paparkan aliran-aliran yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengauhi perkembangan siswa.
1.      Aliran Nativisme
Nativisme (Nativism) adalah sebuah doktrin filosofi yang berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran psikologis.Tokoh Utama aliran ini bernama Arthur Schopenhauer (1788-1860).
Penganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaan, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Dalam Ilmu pendidikan pandangan seperti ini disebut “pesisme pedagogis”[4]
2.      Aliran Empirisme.
Kebalikan dari Aliran navivisme adalah empirisme (Empiricism) dengan tokoh utama John Locke (1632-1704).
Doktrin aliran empirisme yang amat masyhur adalah “tabula rasa“. Sebuah istilah bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank state/blank tabler). Doktrin tabula rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia tiu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya. Dalam hal ini, para penganut empirisme menganggap setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apap-apa. Hendak menjadi seorang apa anak kelak bergantung pada pengalaman / lingkungan yang mendidiknya.
3.      Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisme dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan)dengan lingkungan sebagai faktor faktor yang berpengaruh dalam perkembangan mausia. Tokoh utama konvergensi bernama Louis William Stern (1871-1938).
Dalam menetapkan faktor yang mempengarui perkembangan manusia, Stren dan para ahli yang mengikutinya tidak hanya berpegang pada lingkungan / pengalaman juga tidak berpegang pada pembawaan saja, tetapi berpegang pada dua faktor yang sama pentingnya itu. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa jika tanpa faktor pengalaman. Demikian pula sebalikny, Faktor pengalaman tanpa faktor bakat pembawaan takakan mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan.[5]

D.    Kesimpulan
1.      Perkembangan pada asasnya ialah tahapan perubahan psiko-fisik manusia yang progresif sejak lahir hingga akhir hayat.
2.      Proses Perkembangan dihubungkan terdiri atas fase-fase.
a)      Bayi dan kanak-kanak
b)      Anak-anak
c)      Remaja
d)     Dewasa awal
e)      Setengah baya
f)       Usia Tua.
3.      Perkembangan psiko-fisik terdiri atas.
a)      Perkembangan motor
b)      Perkembangan kognitif
c)      Perkembangan sosial dan moral
4.      Faktor yang mempengaruhi perembangan siswa.
a)      Aliran Nativisme
b)      Aliran Empirisme
c)      Aliran Konvergensi

E.     Penutup
Demikanlah makalah yang kami sajiakan dan kami sampaikan. Kami yakin dalam penulisan dan penyusunan makalah kami masih banyak kekuranagn. Kritik dan saran akan selalu kami tunggu demi penyempurnaan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah kami bermanfaat bagi kita semua. Amin....








Daftar Pustaka

Muhadjir,Noeng. Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial. Rake Sarasin. Yogyakarta. 2003
Syah,Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 2008
Http://Scribd.com di unduh tanggal 05 Oktober 2011


[1] Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.PT Remaja Rosdakarya.Bandung.2008 Hal.41
[2] Ibid, Hal 60
[3] Http://Scribd.com di unduh tanggal 05 Oktober 2011
[4] Noeng Muhadjir,Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial.Rake Sarasin.Yogyakarta.2003. Hal 38
[5] Op Cit, Hal 46