Hadits Maudlu'


A.       PENDAHULUAN
Kehadiran hadits berfungsi sebagai tabyin wa taudhih terhadap ayat-ayat Al-Qur’an. Tanpa kehadiran hadits, umat Islam tidak mampu menangkap dan merealisasikanhukum-hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an secara mendalam. Dari sini diketahui bahwa hadits mempunyai kedudukan yang sangat penting, namun hadits tidak seperti Al-Qur’an yang secara resmi telah ditulis pada zaman Nabi SAW dan dibukukan pada masa khalifah Abu Bakar al-Shiddiq. Hadits baru ditulis dan dibukukanpada masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz.
Kesenjangan waktu antara sepeninggal Rasulullah SAW dengan pembukuan hadits merupakan kesempatan yang baik bagi para orang-orang atau kelompok tertentu untuk memulai aksinya untuk membuat dan mengatakan sesuatu yang kemudian dinisbatkan kepada Rasulullah SAW, dengan alasan yang dibuat-buat. Inilah yang kemudian disebut dengan hadits maudhu’ atau hadits palsu.

Ayat makiyah dan Madaniyah


1. PENDAHULUAN

            Semua bangsa berusaha keras untuk melestarikan warisan pemikiran dan sendi-sendi kebudayaan. Demikian juga umat Islam amat memperhatikan kelestarian risalah Muhammad yang memuliakan semua umat manusia. itu disebabkan  risalah Muhammad bukan sekedar risalah ilmu dan pembaharuan yang hanya diperhatikan sepanjang diterima akal dan terpatri dalam hati.
            Oleh sebab itu kita dapati para pengembang petunjuk yang terdiri atas para sahabat, tabi’in dan generasi sesudahnya meneliti dengan cermat tempat turunnya Qur’an ayat demi ayat, baik dalam waktu ataupun tempatnya. 

TEORI-TEORI BELAJAR



A. RUMUSAN MASALAH
            1. Pengertian belajar
            2. Apa saja teori-teori belajar
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian belajar
            Ada beberapa definisi tentang belajar, antara lain sebagai berikut :
            a. Belajar adalah perubahan-perubahan dalam system urat saraf. Pada definisi ini belajar itu sebagai perubahan-perubahan fisiologis yang tak dapat dibuktikan atau disangkal kebenarannya. Tetapi yang nyata ialah bahwa perubahan  itu terjadi  pada salah satu bagian dari organisme, yakni hanya dalam system urat saraf
            b. Belajar adalah penambahan pengetahuan. Definisi ini dalam praktik banyak dianut di sekolah dimana guru-guru berusaha memberikan ilmu sebanyak mungkin dan murid bergiat untuk mengumpulkannya.
            c. Belajar adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan.
            Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

Aqsam al-Kalimah (Pembagian Kata)

أَقْسَامُ الْكَلِمَةُ
PEMBAGIAN KATA
Semua bahasa manusia tersusun dari tiga komponen dasar yaitu:
  • Satuan bunyi yang disebut “huruf” atau “abjad”.
    Contoh:
م – س – ج – د
  • Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut “kata”.
    Contoh: مَسْجِدٌ (= masjid)
  • Rangkaian kata yang mengandung pikiran yang lengkap yang disebut “kalimat”.
    Contoh: أُصَلِّيْ فِي الْمَسْجِدِ (= saya shalat di masjid)

Pelajaran Bahasa Arab: FI’IL MA’LUM (Kata Kerja Aktif) – FI’IL MAJHUL (Kata Kerja Pasif)

Dalam tata bahasa Indonesia, dikenal istilah Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif. Perhatikan contoh berikut ini:
Abubakar membuka pintu. –> kata “membuka” disebut Kata Kerja Aktif.
Pintu dibuka oleh Abubakar. –> kata “dibuka” disebut Kata Kerja Pasif.
Dalam tata bahasa Arab, dikenal pula istilah Fi’il Ma’lum dan Fi’il Majhul yang fungsinya mirip dengan Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif.

MASALAH TAKLID DAN TALFIQ

Pembahasan ini telah dibicarakan secara terperinci dan hingga ke dasarnya di dalam ilmu Usul Fiqh. Ilmu ini amat penting bagi mereka yang benar-benar mendalami dasar-dasar pembinaan hukum Islam. 
Taklid ialah: Mengikut pendapat seorang mujtahid tanpa mengetahui sumber dan cara pengambilannya. Seperti seseorang itu mengikut pendapat Imam SyafiI tanpa mengetahui dalilnya atau hujahnya. Orang seperti ini disebut muqallid.
Apa hukum bertaklid?

ISLAM DAN KEBERAGAMAAN DALAM MASYARAKAT YANG PLURAL


I.       PENDAHULUAN
Kita bangsa indoesia sering menyebut negeri kita sebagai sebuah masyaakat  yang majemuk (plural), disebabkan hampir semua agama, khususnya agama-agama besar (islam, Kristen, hindu, budha) terwakili di negeri ini. Bahkan dalam agama islam sendiri terpecah kedalam bebeapa golongan. Diantaranya adalah Nahdliyyin dan salafiyyin, yang keduanya saat ini banyak sekali pertentangan pendapat. Dengan demikian tidak bisa dipungkiri bahwa kita sebagai bangsa Indonesia harus mempunyai rasa toleransi yang tinggi. Pandangan-pandangan ini tidak ada salahnya. Tetapi jika dikehendaki adanya kemampuan untuk menumbuhkan dan memelihara segi-segi positif tersebut itu secara lebih terarah dan adar, maka diperlukan pengertian akan permasalahnya secara lebih substantif
Berbicara tentang hubungan antar agama, wacana pluralisme agama menjadi perbincangan utama. Pluralisme agama sendiri  dimaknai secara berbeda-beda di kalangan cendekiawan Muslim Indonesia, baik secara sosiologis, teologis maupun etis.
Secara sosiologis, pluralisme agama adalah suatu kenyataan bahwa kita adalah berbeda-beda, beragam dan plural dalam hal beragama. Ini adalah kenyataan sosial, sesuatu yang niscaya dan tidak dapat dipungkiri lagi. Dalam kenyataan sosial, kita telah memeluk agama yang berbeda-beda. Pengakuan terhadap adanya pluralisme agama secara sosiologis ini merupakan pluralisme yang paling sederhana, karena pengakuan ini tidak berarti mengizinkan pengakuan terhadap kebenaran teologi atau bahkan etika dari agama lain.
Pada makalah ini bahasan kita akan mengupas mengenai bagaimana islam dalam keberagaman umat, dan bagaimana kondisi keberagamaan di masyarakat yang plural ini sehingga bisa beriringan?.
Tujuan dari pembahasan ini, dimaksudkan agar pembaca memahami kondisi masyarakat kita, dan mampu menyikapinya dengan tepat, terutama tentang pentingnya sikap bertoleransi dalam masyarakat yang plural ini. Sebagaimana yang kita ketahui agama adalah hal yang vital yang melekat pada keyakinan pemeluknya. Sedikit perbedaan akan menimbulkan kerenggangan, oleh karena itu pemahaman akan toleransi dirasa  amat penting dalam hal ini.

pariwisata kota pati

Pariwisata
Kabupaten Pati mempunyai beberapa obyek pariwisata merupakan salah satu daya tarik dari Kabupaten Pati.
Industri pariwisata ini mendapat perhatian cukup besar dari Pemerintah Kabupaten Pati sebagai salah satu penyumbang dana pembangunan.
Adapun Sektor Pariwisata yang menonjol : Tempat Rekreasi

HADITH HADITH DHAIF KARENA TIDAK BERSAMBUNG SANADNYA


A.       PENDAHULUAN
Hadith merupakan sumber ajaran dalam Islam setelah Al-Qur’an. Hadith adalah segala perkataan Nabi saw, perbuatan, dan taqrirnya yang berkaitan dengan syara’ dan ketetapannya.
Dalam mengkaji dan peneliti hadith-hadith Nabi seseorang tidak bisa mengabaikan Ilmu hadith. Dengan ilmu ini, para ulama terdahulu dapat mengetahui kuantitas hadith, apakah ia shahih, hasan, atau dha’if. Dengan ilmu ini pula kita dapat mengetahui apakah hadith itu benar-benar berasal dari nabi atau bukan (maudhu’ hadith palsu).
Dalam makalah ini akan membahas tentang Hadith Dha’if yang tidak bersambung sanadnya, yaitu hadith yang didalamnya tidak terdapat syarat-syarat  hadith shahih dan syarat-syarat hadith hasan. Salah satu sebab hadith menjadi dha’if dikarenakan hadith-hadith tersebut tidak bersambung sanadnya, diantara hadith-hadith tersebut adalah: (a) Mu’allaq; (b) Mursal; (c) Mu’dhal; (d) Munqathi’; (e) Mudallas.

HADITS DHAIF

BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pembuatan hadits dha’if supaya kita mengerti bagaimana pengertian hadits dha’if. Disini diterangkan bahwa hadits dha’if adalah hadits yang lemah, disebabkan karna gugurnya rawi, cacat pada rawi dan matannya, dalam pembahasan ini kita dapat mengetahui bagaimana hadits yang dha’if, maudhu atau hadits yang shahih.
Hadits dha’if ini banyak macam ragamnya oleh karena itu kita harus lebih memahami tentang hadits dha’ifnya. Kemudian tentang kehujahan hadits dha’if ini dapat diamalkan secara mutlak yang berkaitan dengan masalah halal dan haram, kewajiban dengan syarat tidak ada hadits lain, kemudian dipandang baik mengamalkan hal-hal yang dianjurkan dan neninggalkan hal-hal yang dilarang.

Pertumbuhan dan Perkembangan


A.    Pendahuluan

Pada bagian ini pemakalah akan uraikan batasan perkembangan manusia yang meliputi dimensi rohaniah dan jasmaniah. Seusai menguraikan definisi perkembangan pemakalah akan ungkapkan pula fase perkembangan, perkembangan Psiko-fisik. Dan pemakalah akan ungkapkan pula faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan. Faktor-Faktor ini mungkin berdampak posotif dan mungkin juga berdampak negatif baik bagi perkembangan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Perkembangan dan Pertumbuhan itu?
2.      Fase Perkembangan
3.      Perkembangan Psiko-Fisik Siswa.
4.      Faktor yang mempengaruhi Perkembangan.

Muria Green House

go green indonesia!!!!!

Pengunjung Online

Web Link Exchange
Copyright © 2012 .:k.a.l.i.m.a.s.a.d.a:. All rights reserved.
Wordpress Theme by Templatesnext . Blogger Template by Anshul Dudeja